Akhirnya hari Sabtu siang, kami berdua berkomitmen menyelesaikan permasalahan itu. Harus hari itu. Karena setelah itu kami harus menyiapkan banyak hal untuk kepergianku ke Nias. Beberapa hari sebelumnya saya melihat tikus tersebut. Sangat menyebalkan. Dan sekarang dalam keadaan mati menjadi sangat menyusahkan. Akhirnya saya pun termenung. Ternyata banyak sekali kehidupan orang atau kepemimpinan seseorang seperti tikus. Hidupnya begitu menyebalkan dan matinya menyusahkan orang lain.
Banyak pemimpin yang demikian. Ketika hidup, mereka begitu menyebalkan. Kehidupannya tidak menyenangkan orang lain bahkan kehadirannya membuat orang lain menjadi errgghhhh. Lebih baik menyingkir. Mengapa mereka berdampak demikian? Karena mereka menerapkan ilmu tikus. Mereka selalu mengambil apa yang menjadi hak orang lain. Tikus, ketika muncul, selalu mengambil milik orang lain, entah makanan, atau lainnya. Pemimpin yang menggunakan ilmu tikus sering kali:
- Mengambil kesenangan orang lain
- Mengambil kebahagiaan orang lain
- Mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri
- Meminta waktu orang lain tetapi dirinya tidak memberikannya
- Mengadu yang satu dengan yang lain
- Menyunat gaji orang lain
Ini baru bicara tentang kehidupan yang mengambil. Bagaimana ketika mati? Pastilah akan menyusahkan orang lain. Kehidupannya sering kali bersembunyi di lorong-lorong. Tidak terbuka. Begitu juga banyak kehidupan pemimpin yang hidup bersembunyi. Mereka tidak berani menampakan kehidupannya. Bersembunyi di balik posisi. Bersembunyi di balik kemarahan. Bersembunyi di balik harga diri. Tetapi sebenarnya kehidupan mereka sangat riskan, sangat mudah patah. Kehidupan mereka justru mudah sekali tersinggung, memperlihatkan bahwa mereka memang belum matang, belum dewasa. Tempat persembunyian sengaja dibuat supaya kesalahan tidak ditimpakan ke dirinya dan kelemahan dirinya tidak diketahui oleh orang lain.
Dan ketika mereka meninggalkan posisinya, maka akan tercium bau tidak sedap alias busuk. Kebusukan akan terus terasa. Perusahaan mengalami kesulitan, perjanjian banyak yang dibuat dengan motif yang tidak benar. Luka hati ada dimana-mana sehingga siapapun akan kesulitan untuk menanganinya. Parahnya, pemimpin berilmu tikus tersebut tetap mengrongrong dari luar organisasi.
Ilmu tikus banyak berlaku di banyak tempat. Saya berharap, saya tidak menerapkannya untuk diri saya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar