Senin, 12 Oktober 2009

Hidup seperti di jalan

Hari ini saya melihat kecelakaan di jalan. Sebenarnya bukan pertama kalinya saya melihat kecelakaan, tetapi baru kali inilah saya menyempatkan diri untuk menuliskannya. Seorang lelaki yang sudah agak tua, membonceng perempuan, sudah memberikan tanda kalau dia akan belok kanan. Tetapi ada anak muda, memakai seragam sekolah, mencoba bergaya. maklum, banyak perempuan disana, kemungkinan dia sedang menarik perhatian dengan gayanya tersebut. Terkadang kencang, membunyikan motor keras-keras lalu kembali melambat.

Anak muda tersebut melepaskan persnelengnya sehingga motor sulit dikendalikan. lalu menabraklah dia ke motor di depannya, yang akan belok kanan. Dia terjatuh dan yang pasti sangat malu. Sedangkan motor yang ditabraknya masih berdiri kokoh.

Sebenarnya bukan tabrakan itu yang menginspirasi saya melainkan ketika membayangkan apa yang terjadi di kehidupan nyata. terkadang kita akan berjalan cepat tetapi terkadang kita memperlambat jalan kita. Terkadang, banyak hal yang dapat kita capai dalam satu waktu tetapi terkadang (atau sering) banyak juga yang tidak kita hasilkan. Semakin cepat kita berjalan, semakin tinggi kemungkinan untuk kecelakaan dan semakin lambat kita berjalan, semakin aman tetapi juga semakin tidak sampai-sampai ke tujuan kita.

Hidup adalah seni, kita harus tahu kapan kita kencang dan kita harus menyadari kapan kita lambat. Nikmatilah seni tersebut supaya kita tidak kecelakaan tetapi juga bukan berarti kita tidak sampai tujuan kita.

Tidak ada komentar: