Rabu, 22 Juli 2009

Intimidasi

Dua minggu terakhir, saya kehilangan semangat untuk berkarya. Saya menjadi seperti robot yang hidup. saya sesunguhnya masih hidup tetapi saya seperti sedang menunggu kematian. Berat beban yang saya derita.

Semua itu dimulai ketika ada seseorang-yang menurut saya- mengintimidasi saya. Dia mengungkapkan seperti apa sesungguhnya saya-sebenarnya menurut dirinya. Dia benar-benar menanamkan bahwa diri sayalah yang selama ini bermasalah bukan dirinya. Saya pun mencari tahu kebenaran dari sahabat-sahabat saya. saya menanyakan pendapat mereka tentang saya-bukan tentang dia. Saya menanyakan benarkah saya seperti yang dia katakan? Jawabannya TIDAK. Tidak ada satupun sahabat saya yang setuju dengan apa yang dia katakan. Tidak seorangpun. walaupun dia mengatakan apa yang dia katakan adalah pendapat orang lain, tetapi orang itu tidak dia ungkapkan. Saya sebenarnya ingin bertanya kepada orang yang mengungkapkan pendapat tersebut. Bukan untuk adu argumentasi melainkan supaya saya tahu sikap saya yang mana yang membuat orang tersebut mendukung pendapat dia tentang saya. Atau jangan-jangan orang itu hanyalah fiktif belaka?


Sahabat saya datang ke saya, tadi siang. Dia menguatkan saya. Itulah intimidasi. Orang yang mengintimidasi adalah orang yang dalam keadaan terancam. Sahabat saya menyadarkan saya untuk terus berkarya, jangan menyerah. Terus berjuang dan menghasilkan sesuatu. Paling tidak itulah yang ditekankan sahabat saya. Bahkan dia sampai mengguncang-guncangkan kursi saya sebagai dukungan supaya saya bangun. Intimidasi demikian kuat.


Apa sih intimidasi? Menurut saya, ketika saya memaksa orang lain seperti yang saya inginkan dengan cara menakut-nakuti, itulah intimidasi. Seharusnya, kita meminta orang lain melakukan apa yang kita minta tetapi mereka melakukan dengan senang hati. Memang hal itu sulit tetapi untuk itulah pemimpin ada.


Syukurlah Tuhanku tidak mengitimidasi saya. Dia menuntun saya dengan lembut menuju apa yang dia inginkan. Syukurlah Tuhanku terus melindungiku, tanpa henti dan tanpa menyerah. Intimidasi tidak akan pernah membuat orang lain mendekat kepada Tuhan. Intimidasi hanya akan membuat orang menjauh dari Tuhan karena intimidasi bukan berasal dari Tuhan.


Saya berdoa, semoga saya tidak pernah mengintimidasi orang. Saya hanya menyadarkan perlunya sesuatu dilakukan tanpa membuat orang tersebut terintimidasi. Intimidasi bukanlah cara yang tepat. Saya merasakan sendiri. Bukannya kreatifitas muncul, justru kreatifitas mati. mati dalam sekejap.

Tidak ada komentar: